MENYAMPAIKAN
PIDATO PERSUASIF
Pidato persuasif
merupakan seni mengungkapkan pendapat secara jelas dan logis dengan tujuan
untuk meyakinkan audiens untuk melakukan sesuatu atau mengubah pikiran orang tentang persoalan penting, serta mengajak orang peduli.
Pidato persuasif
merupakan bagian dari eksposisi. Seperti telah kita ketahui eksposisi digunakan
untuk meyakinkan pembaca atau pendengar dengan menyajikan argumen dari satu
sudut pandang dan membuktikan kebenarannya dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca
atau pendengar untuk memahami persoalan dari sudut pandang yang kita sampaikan.
Ada tiga tipe
berbeda eksposisi.
1.
Eksposisi yang dapat mengubah sikap orang atau mengubah pandangan orang
tentang suatu hal.
Tulisan yang pesuasif (meyakinkan) ini dapat kita temui pada editorial
surat kabar, pidato politik atau kampanye, media cetak, media visual, media
lisan, teks informasi dalam buku, surat kepada editor, mempertahankan hak/hukum,
pidato, ceramah, khotbah, dan sebagainya. Harapannya sejalan peserta didik
mengembangkan keterampilannya peserta didik akan lebih sadar bahwa fakta dapat
ditafsirkan dalam cara berbeda dan bahwa beragam pendapat suatu persoalan
mungkin saja valid. Bersikap terbuka terhadap berbagai pendapat sekaligus
menguji berbagai pendapat dengan pikiran kritis menjadi penting.
2.
Eksposisi yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan dan menjual
barang, jasa, dan aktivitas.
Bahasa persuasif iklan dan poster meyakinkan orang untuk melakukan atau
meyakini sesuatu. Media iklan pada umumnya menarik perhatian dengan slogan yang
memikat. Ini menarik orang masuk dan membuat mereka mengidentifikasi diri
dengan pesan dan citra yang ditayangkan. Saat yang sma teks jenis lain
teradopsi, seperti prosedur, eksplanasi, dan deskripsi. Untuk meyakinkan orang
penggunaan berbagai teks dimungkinkan, misalnya dalam mengomunikasikan sepuluh
langkah memiliki tubuh indah.
3.
Eksposisi yang dapat digunakan untuk membela suatu kasus, sebagai contoh tulisan “Selamatkan
Terumbu Karang, Sekarang”.
Eksposisi persuasif berbeda dari diskusi yang mengeksplorasi semua sisi
persoalan dan sampai kepada simpulan berdasarkan bukti yang tersedia. Ekposisi persuasif
memiliki satu sudut pandang yang didukung oleh argumen logis dan bukti. Penulis
memilih informasi yang mendukung dan menghilangkan informasi yang tidak
mendudkung. Keterampilan meneliti yang kuat dan membuat catatan yang akurat
diperlukan untuk menulis ekposisi persuasif jika persoalan berkaitan dengan
area yang kurang dipahami peserta didik. Survey dan wawancara tentang persoalan
(isu) dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi di samping bahan-bahan yang
didapat dari surat kabar, berita, radio membentuk sumber tak ternilai. Peserta didik
perlu memeriksa validitas sumber informasi mereka dan membuat daftar
kepustakaan.
Ada tiga cara yang
dapat kita lakukan untuk memersuasi atau mempengaruhi pembaca atau pendengar
agar mengikuti sudut pandang kita.
1. Berdasarkan etika;
2. Berdasarkan emosi;
3. Berdasarkan logika.
Berikut ketiga
contoh cara memersuasi berdasarkan ketiga cara di atas.
Berdasarkan Etika
“Daur ulang
adalah hal benar yang kita lakukan. Memubazirkan sumber daya kita yang terbatas
sama dengan mencuri hak anak cucu kita di masa depan, ini tidak bermoral.”
Berdasarkan Emosi
“Coba pikirkan
jutaan hewan yang kehilangan rumahnya setiap hari akibat pohon yang ditebang.
Jika daur ulang berkelanjutan, kita dapat menyelamatkan banyak hutan yang
indah.”
Berdasarkan Logika
“Kita paham
bahwa cadangan sumberdaya alami kita terbatas. Kita dapat memperpanjang
cadangan kita dengan daur ulang.”
STRUKTUR ISI PIDATO PERSUASIF
Teks eksposisi
umumnya dimulai dengan suatu pendahuluan pernyataan posisi yang memberikan pendapat
atau sudut pandang pengarang. Bagian berikutnya memiliki serangkaian argumen logis
yang meyakinkan audiens mengapa posisi itu diambil. Simpulan memperkuat atau
menyimpulkan pandangan pengarang.
1.
Pernyataan Posisi
Penyataan posisi merupakan pendapat atau pendirian yang diambil penulis
terhadap suatu persoalan. Dalam ekposisi tulis, sebaiknya melihat persoalan
aktual dari masyarakat dan dilanjutkan menulis sesuatu untuk mengekspresikan
dukungan atau kepedulian terhadap persoalan masyarakat.
Pernyataan yang dapat diajukan untuk menguji pernyataan posisi adalah
sebagai berikut.
·
Siapa yang akan diyakinkan?
·
Apa yang akan diyakinkan (mengubah pandangan atau
perilaku)?
·
Jenis argumen apa yang menarik perhatian mereka?
·
Apakah pernyataan sudah menyatakan posisi secara
jelas?
2.
Tahap Argumen
Sejumlah pokok pikiran umumnya dibuat dalam tahap argumen. Jumlah argumen
bersifat luwes dan beragam dalam setiap eksposisi. Argumen perlu dikembangkan
dan didukung secara logis, dibuktikan dengan alasan, contoh-contoh, bukti
pakar, dan informasi statistik. Seringnya setiap argumen dimulai dengan
informasi latar belakang, diikuti oleh pokok pikiran ayang berkaitan dengan
pernyataan posisi dan membuktikan memperluas pernyataan. Untuk beragumen
selektif mungkin harus disertakan fakta pendukung, contoh, tabel, gambar, dan
kutipan agar lebih meyakinkan. Istilah yang kurang jelas maknanya sebaiknya
dihindari penggunaannya.
Urutan argumen tergantung penulis. Dapat dimulai dari argumen yang
paling kuat atau mulai dari yang lemah dan terus membangun argumen hingga ke
yang paling kuat. Lebih baik jika semua argumen kuat dalam mendukung sudut
pandang penulis.
Setiap pengembangan pikiran atau argumen berisi sejumlah kalimat. Setiap
paragraf harus disusun secara cermat dengan kalimat topik pada setiap paragraf
berkaitan dengan gagasan utama paragraf sebelumnya. Hampir semua paragraf
memiliki satu gagasan utama yang dikembangkan dan membentuk bagian dari teks
ekposisi keseluruhan.
3.
Penguatan Pernyataan Posisi
Di bagian ini letak argumen ditonjolkan. Simpulan posisi berdasarkan
argumen yang telah disajikan memperkuat pernyataan posisi dan sering berupa
tipe tindakan yang ditujukan untuk audiens. Dalam upaya meyakinkan audiens
ketika presentasi lisan, perlu fokus memperkuat pernyataan posisi dan
menekankan pikiran utama dengan penggunaan intonasi, nada, tinggi-rendah, mimik,
bahasa tubuh, dan gestur. Argumen sebaiknya secara logis dikembangkan dan
didukung oleh bukti-bukti. Tidak bisa hanya sekadar berdasarkan emosi dan
intuisi. Audiens dapat berfokus pada bukti yang telah disajikan dan menilai
akurasinya. Tabel dan diagram dapat digunakan dengan dampak hebat dalam
eksposisi baik lisan maupun tulis.
CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI
Kebahasaan yang
dapat dikembangkan dalam teks eksposisi adalah tentang nominalisasi
(pembendaan), kata ganti orang, bentuk pasif, kosa kata (teknis, pasangan kata,
kata benda abstrak, kata emotif), kata tugas, modalitas, kalimat langsung, dan
kalimat tidak langsung.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 9, 2018
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus