Minggu, 29 Maret 2020

SINGKATAN DAN AKRONIM MENURUT EJAAN BAHASA INDONESIA


Singkatan dan Akronim

1.    Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pang­kat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.

Misalnya:
A.H. Nasution                          Abdul Haris Nasution
H. Hamid                                 Haji Hamid
Suman Hs.                              Suman Hasibuan
W.R. Supratman                     Wage Rudolf Supratman
M.B.A.                                      master of business administration
M.Hum.                                    magister humaniora
M.Si.                                         magister sains
S.E.                                          sarjana ekonomi
S.Sos.                                       sarjana sosial
S.Kom.                          sarjana komunikasi
S.K.M.                                      sarjana kesehatan masyarakat
Sdr.                                          saudara
Kol. Darmawati                        Kolonel Darmawati

2.    Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pen­didikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

3.    Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tan­da titik.

Misalnya:
PT perseroan terbatas
MAN madrasah aliah negeri
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk
SIM surat izin mengemudi
NIP nomor induk pegawai

4.    Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:
hlm.                 halaman
dll.                   dan lain-lain
dsb.                  dan sebagainya
dst.                  dan seterusnya
sda.                  sama dengan di atas
ybs.                  yang bersangkutan
yth.                  yang terhormat
ttd.                   tertanda
dkk.                 dan kawan-kawan

5.    Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Misalnya:
a.n.                  atas nama
d.a.                  dengan alamat
u.b.                  untuk beliau
u.p.                  untuk perhatian
s.d.                   sampai dengan

6.    Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, tim­bangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Misalnya:
Cu                    kuprum
cm                    sentimeter
kVA                  kilovolt-ampere
l                       liter
kg                     kilogram
Rp                    rupiah

7.    Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:
BIG                  Badan Informasi Geospasial
BIN                  Badan Intelijen Negara
LIPI                  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN                  Lembaga Administrasi Negara
PASI                 Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

8.    Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:
Bulog                           Badan Urusan Logistik
Bappenas                    Badan Perencanaan Pembangunan Nasi­onal
Kowani                         Kongres Wanita Indonesia
Kalteng                        Kalimantan Tengah
Mabbim                       Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indo­nesia-Malaysia
Suramadu                   Surabaya-Madura

9.    Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.

Misalnya:
iptek                            ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu                         pemilihan umum
puskesmas                  pusat kesehatan masyarakat
rapim                           rapat pimpinan
rudal                            peluru kendali
tilang                           bukti pelanggaran


(Sumber: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016)

Rabu, 25 Maret 2020

Huruf Kapital Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


Huruf Kapital

1.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel

Catatan:
(1)   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf perta­ma nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
(2)   Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.

Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan

3.      Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”

4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
    
Misalnya:
Islam                                        Alquran
Kristen                                     Alkitab
Hindu                                      Weda

Allah
Tuhan

Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.

5.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akade­mik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora

6.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sa­paan.

Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
7.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama ins-tansi, atau nama tempat.

Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebu­dayaan
Gubernur Papua Barat

8.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali

Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

9.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama ta­hun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.

Misalnya:
tahun Hijriah                           tarikh Masehi
bulan Agustus                          bulan Maulid
hari Jumat                                hari Galungan
hari Lebaran                             hari Natal

10.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na-ma peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde-kaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:
Jakarta                                                 Asia Tenggara
Pulau Miangas                                     Amerika Serikat
Bukit Barisan                                       Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng                          Danau Toba
Jalan Sulawesi                                     Gunung Semeru
Ngarai Sianok                                      Jazirah Arab
Selat Lombok                                      Lembah Baliem
Sungai Musi                                         Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala                                    Tanjung Harapan
Terusan Suez                                       Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci                                       Kelurahan Rawamangun

Catatan:
(1)   Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri ti­dak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau

(2)   Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempu­nyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, ba­tik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tari­an Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.

12.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pida­to Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lain­nya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

13.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.

14.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singka­tan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Misalnya:
S.H.                 sarjana hukum
S.K.M.             sarjana kesehatan masyarakat
S.S.                  sarjana sastra
M.A.                 master of arts
M.Hum.           magister humaniora
M.Si.                magister sains
K.H.                 kiai haji
Hj.                   hajah
Mgr.                 monseigneur
Pdt.                  pendeta

Dg.                  daeng
Dt.                   datuk
R.A.                 raden ayu
St.                    sutan
Tb.                   tubagus

Dr.                   doktor
Prof.                profesor
Tn.                   tuan
Ny.                   nyonya
Sdr.                  Saudara

15.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penun­juk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai da­lam penyapaan atau pengacuan.

Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”

Catatan:
(1)   Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-nyapaan atau pengacuan.

Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2)   Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

(Sumber: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016)